Atasan dan Bawahan Rebutan Cuti: Bentrok Hak atau Bisa Nego?

Ali Putera

|

12 March, 2024

Bagikan artikel ini

Icon Facebook

Icon Twitter

Cuti menjadi hak setiap karyawan. Lantas, bagaimana jadinya jika pengajuan cuti karyawan bentrok dengan atasan? Bisakah dilakukan negosiasi?

Sumber : Jojonomic

Merencanakan cuti adalah momen yang ditunggu para karyawan untuk melepas penat dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang tersayang. Namun, terkadang situasi kantor tidak selalu ideal, seperti ketika atasan dan karyawan mengajukan cuti di hari yang sama. Keadaan ini tentunya menimbulkan kebingungan dan dilema, bolehkah cuti bareng atasan dan bawahan dilakukan?

Sumber : SmarLegal

Menimbang Kebutuhan dan Regulasi Perusahaan

Peraturan cuti di setiap perusahaan umumnya tercantum dalam kebijakan internal atau kontrak kerja. Biasanya, aturan tersebut mengatur mengenai jumlah hari cuti tahunan, prosedur pengajuan cuti, serta ketentuan pembagian jadwal cuti antar karyawan serta aturan mengenai apakah cuti karyawan bisa diuangkan atau tidak

Namun, cuti sebagai hak karyawan masih diatur melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang Membahas Mengenai Ketenagakerjaan.

Bukan tidak mungkin, cuti diajukan oleh lebih dari satu karyawan sekaligus pada hari yang sama. Hal ini biasanya menjadi pertimbangan atasan karena sering kali berkurangnya tenaga dalam salah satu divisi tentu akan berdampak pada penurunan operasional di perusahaan. Dalam kondisi ini, biasanya salah satu karyawan harus mengubah tanggal cuti agar tidak bentrok dengan karyawan lainnya.

Namun, bagaimana jika pengajuan cuti karyawan berbarengan alias bentrok dengan atasan? Dalam situasi mengajukan cuti atasan dengan karyawan pada hari yang sama, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Kebutuhan mendesak. Kedua belah pihak, baik atasan maupun bawahan, perlu mengutarakan alasan cuti secara jujur dan terbuka. Apakah alasan tersebut sifatnya mendesak dan tidak bisa diganggu gugat? Jika tidak, salah satu bisa mengubah waktu cuti yang diajukan.
  • Dampak pada kelancaran kerja. Pertimbangkan dampak dari cuti secara bersamaan antara atasan dan karyawan terhadap kelancaran operasional perusahaan. Pastikan tidak ada pekerjaan yang terbengkalai atau tertunda akibat ketidakhadiran bersama.
  • Kebijakan perusahaan. Patuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan terkait pembagian jadwal cuti. Beberapa perusahaan menerapkan sistem "first come, first served" atau perhitungan masa kerja sebagai dasar penentuan jadwal cuti.

Komunikasi dan Negosiasi Efektif: Kunci Solusi Terbaik

Sebenarnya, komunikasi dan negosiasi yang efektif menjadi kunci untuk mencapai solusi terbaik dalam situasi cuti yang terjadi secara bersamaan ini. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Komunikasi terbuka. Karyawan dapat berinisiatif untuk menyampaikan rencana cuti kepada atasan secara terbuka, termasuk alasan di balik keinginan tersebut.
  • Negosiasi dengan fleksibel. Diskusikan kemungkinan penyesuaian jadwal cuti dengan atasan. Berikan opsi alternatif, seperti mengambil cuti di hari yang berbeda atau mengatur pembagian tugas agar pekerjaan tetap berjalan lancar selama salah satu pihak cuti.
  • Mencari solusi bersama. Jika negosiasi dengan atasan menemui jalan buntu, karyawan dapat berkonsultasi dengan bagian HR untuk mencari solusi bersama yang mematuhi regulasi perusahaan dan mengakomodasi kebutuhan semua pihak.

Bagaimanapun juga, cuti adalah hak setiap karyawan, dan perusahaan, termasuk atasan tidak boleh melarang karyawan yang ingin mengajukan cuti, terlebih jika jatah cuti karyawan masih tersisa dalam jumlah yang cukup banyak.

Menjaga Hubungan Kerja yang Harmonis

Mengelola situasi cuti yang terjadi bersamaan antara atasan dan karyawan tentu perlu dilakukan dengan bijaksana dan mengedepankan profesionalisme. Berikut ini beberapa hal yang perlu diingat:

  • Hindari konfrontasi. Selalu jaga komunikasi yang baik dan hindari perdebatan yang dapat merusak hubungan kerja.
  • Saling pengertian. Bersikaplah saling memahami dan menghargai alasan setiap pihak.
  • Fokus pada solusi. Utamakan pencarian solusi yang terbaik dan menguntungkan semua pihak.

Jadi, pengajuan cuti bersamaan antara atasan dan karyawan sebenarnya tidak masalah. Namun, sebaiknya tetap mengacu pada pertimbangan di atas dan keputusan dari atasan sendiri. Sebab, tetap saja, pengajuan cuti karyawan haruslah mendapatkan persetujuan dari atasan yang diketahui oleh pihak Personalia atau HR.

Inilah sebabnya, perusahaan sebaiknya menggunakan software atau aplikasi HR seperti Nusawork. Tak sebatas pencatatan absensi, aplikasi dan software HR ini juga memudahkan perusahaan untuk mengetahui siapa saja karyawan yang mengajukan cuti, kapan, dan berapa lama durasi cuti yang diajukan. Selain itu, penggunaan software HR juga membantu perusahaan dalam menghitung gaji karyawan, bonus, hingga pemotongan pajak PPh 21, BPJS, maupun pemotongan lainnya sehingga meminimalisir terjadinya kekeliruan perhitungan. Tak ketinggalan, tim finance pun akan lebih mudah dalam membuat laporan keuangan kepada perusahaan.

Artikel Terkait

Waspada Jebakan Digital: Tips Tuntas Menghindari Scam dan Malware yang Marak Beredar

Blog

Waspada Jebakan Digital: Tips Tuntas Menghindari Scam dan Malware yang Marak Beredar

Kejahatan siber, terutama dalam bentuk scam dan penyebaran Malware, kini menjadi ancaman harian di dunia digital. Pelaku kejahatan semakin canggih, memanfaatkan ketidaktahuan pengguna untuk mencuri data pribadi, finansial, bahkan identitas. Oleh karena itu, setiap pengguna internet wajib memiliki kesadaran dan strategi pertahanan yang kuat. Berikut adalah Tips Menghindari Scam Malware yang efektif. Pilar 1: Waspada terhadap Serangan Phishing dan Social…

Baca:  Beginilah Cara Menghitung Pajak PPh 21
nusawork
|
03 November, 2025
Stop Kelelahan Mental Sebelum Kerja: Strategi Mengatasi Commuting Stress Demi Kesehatan Mental Pekerja

Blog

Stop Kelelahan Mental Sebelum Kerja: Strategi Mengatasi Commuting Stress Demi Kesehatan Mental Pekerja

Jarak antara rumah dan kantor mungkin terlihat hanya sebagai masalah logistik atau waktu. Namun, bagi jutaan pekerja, perjalanan harian yang panjang dan melelahkan (sering disebut commuting) adalah beban berat yang secara diam-diam menggerogoti kinerja, dan yang lebih penting, kondisi psikologis mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana commute stress memengaruhi kesehatan mental dan menawarkan solusi yang terfokus pada kesejahteraan psikologis…

Baca:  Bolehkah Atasan Melarang Karyawan Cuti saat Jatah Cuti Masih Banyak? Simak Ulasannya!
nusawork
|
17 October, 2025
Gaya Hidup Media Sosial: Antara Flexing Culture dan Krisis Kesehatan Mental

Blog

Gaya Hidup Media Sosial: Antara Flexing Culture dan Krisis Kesehatan Mental

Media sosial telah berubah dari sekadar alat komunikasi menjadi sebuah panggung global yang sangat berpengaruh, membentuk cara kita berinteraksi, mengonsumsi, dan bahkan memandang diri sendiri. Gaya Hidup Media Sosial kini identik dengan citra yang terpoles, menciptakan sebuah budaya yang disebut Flexing Culture—pamer kekayaan atau kesuksesan demi validasi. Namun, di balik layar filter dan like, terdapat konsekuensi signifikan yang mengancam Kesehatan…

Baca:  Magang: Investasi Terbaik untuk Memulai Karier
nusawork
|
14 October, 2025
nusawork

Siap untuk kerja lebih produktif dengan Nusawork?

Optimalkan administrasi HR perusahaan Anda dan tingkatkan produktivitas karyawan dengan sistem HR terintegrasi.