Bisakah Karyawan di-PHK karena Sakit Tanpa Surat Dokter? Simak Peraturannya!

Ali Putera

|

19 February, 2024

Bagikan artikel ini

Icon Facebook

Icon Twitter

sakit

Setiap orang tentu mengalami sakit. Meski begitu, tidak semuanya harus melakukan pemeriksaan ke dokter hanya demi memperoleh obat. Terkadang, cukup dengan istirahat selama satu atau dua hari di rumah cukup efektif untuk memulihkan kembali kondisi kesehatan.

Akan tetapi, ada perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawan mengajukan cuti sakit dan memutuskan untuk beristirahat saja di rumah. Tak jarang pula perusahaan yang melarang pekerjanya mengajukan izin sakit tanpa adanya surat keterangan dari dokter.

Lalu, bagaimana jika hal tersebut terjadi? Bisakah pekerja mendapatkan PHK dari perusahaan karena mengajukan cuti sakit tanpa menyertakan surat dari dokter? Simak ulasannya berikut ini.

Bolehkah Cuti Sakit Tanpa Surat Dokter?

Sebenarnya, terdapat peraturan tertulis yang menerangkan tentang karyawan yang tidak dapat hadir ke kantor karena sakit meski tidak menyertakan surat dokter alias memilih untuk istirahat saja di rumah.

UU Ketenagakerjaan pada Pasal 93 ayat (1) menyebutkan bahwa, “Upah untuk buruh atau pekerja tidak akan diberikan jika pihak pemohon tidak melakukan berbagai tanggung jawab yang selanjutnya disebut dengan “No work, No Pay.”

Sementara itu, sesuai dengan PP Pengupahan Pasal 40 ayat (3), “Karyawan tidak dapat menerapkan prinsip “No Work, No Pay”apabila sakit sesuai dengan keterangan dari tenaga kesehatan atau dokter yang menyebabkannya tidak dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya.”

Ini artinya, karyawan tidak akan mendapatkan upah jika tidak masuk kantor karena sakit tanpa surat dokter. Bahkan, perusahaan juga dapat melakukan tindakan ketidakdisiplinan sesuai dengan aturan yang berlaku.”

Namun, aturan tersebut tidak berlaku untuk perempuan yang sedang menjalani hari pertama dan kedua menstruasi sehingga tidak sanggup untuk menyelesaikan pekerjaan.

Cuti Sakit untuk Jangka Panjang, Bisakah di-PHK?

Hal lain yang perlu diperhatikan terkait cuti sakit adalah jangka waktu pengajuan cuti tersebut. UU Ketenagakerjaan Pasal 153 menerangkan poin krusial lain yang berkaitan dengan cuti sakit dalam periode yang lebih lama, yaitu:

  • Perusahaan tidak boleh melakukan PHK kepada pekerja yang sakit sesuai dengan keterangan dari dokter selama waktunya tidak lebih dari 12 bulan secara kontinyu.
  • Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan PHK kepada pekerja yang mengalami kecacatan tetap, sakit yang terjadi karena kecelakaan kerja, atau sakit yang disebabkan karena hubungan kerja yang berdasarkan surat dokter periode pemulihannya tidak dapat ditentukan dengan pasti.

Apabila perusahaan mendapati melakukan PHK terhadap karyawan yang masuk pada poin kedua, maka berdasarkan UU Ketenagakerjaan status PHK akan batal dan perusahaan harus kembali mempekerjakan karyawan tersebut.

Aturan PHK untuk Karyawan yang Cuti Sakit Tanpa Surat Dokter

Apabila karyawan mengajukan cuti sakit tanpa memberi surat dari dokter, maka perusahaan dapat mengategorikan karyawan tersebut sedang mangkir. Jika karyawan sakit dalam waktu yang lebih lama dan masih tidak memberikan surat dokter, perusahaan berhak untuk melakukan tindakan tegas.

Dalam hal ini, perusahaan harus memanggil karyawan tadi selama setidaknya dua kali secara berurutan dalam periode waktu sekurangnya dalam lima hari mangkir. Selanjutnya, perusahaan baru dapat memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja kepada karyawan yang dibuat sebagai pengunduran diri.

Menilik dari informasi tersebut, surat dokter saat karyawan sakit memang memiliki peran yang begitu penting. Bisa dikatakan, dokumen ini menjadi syarat yang harus ada saat karyawan hendak melakukan cuti sakit.

Selain itu, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Pasal 93 ayat (3), aturan mengenai pembayaran upah untuk karyawan yang sakit dengan melampirkan surat dokter, yaitu:

  • Pembayaran upah 100% untuk 4 bulan awal.
  • Pembayaran upah 75% pada 4 bulan kedua.
  • Pembayaran upah 50% pada 4 bulan ketiga.
  • Pembayaran upah 35% pada 4 bulan terakhir sebelum perusahaan secara resmi menetapkan PHK kepada karyawan.

Itu tadi informasi mengenai cuti sakit tanpa surat dokter dan waktu di-PHK yang penting untuk diketahui. Supaya manajemen data absensi dan cuti karyawan makin praktis dan mudah, kamu bisa menggunakan Nusawork.

Dengan Nusawork, HR akan menjadi lebih mudah dalam mengatur data administrasi karyawan. Ini termasuk data karyawan, pencatatan presensi kehadiran, mengelola cuti dan absensi hingga menghitung gaji. Pencatatan juga tidak harus dilakukan di kantor, bisa di mana saja asalkan ada koneksi internet.

Saatnya beralih ke Nusawork. Sebagai solusi administrasi dengan perangkat lunak HR yang sudah terdigitalisasi dan terotomatisasi, kami akan memastikan pencatatan kehadiran online yang lebih mudah dan praktis, optimasi perhitungan payroll dan fitur lengkap lainnya untuk bisnismu. Cek fitur lengkap Nusawork di sini!

 

Cek juga artikel menarik nusawork lainnya disini

Artikel Terkait

Waspada Jebakan Digital: Tips Tuntas Menghindari Scam dan Malware yang Marak Beredar

Blog

Waspada Jebakan Digital: Tips Tuntas Menghindari Scam dan Malware yang Marak Beredar

Kejahatan siber, terutama dalam bentuk scam dan penyebaran Malware, kini menjadi ancaman harian di dunia digital. Pelaku kejahatan semakin canggih, memanfaatkan ketidaktahuan pengguna untuk mencuri data pribadi, finansial, bahkan identitas. Oleh karena itu, setiap pengguna internet wajib memiliki kesadaran dan strategi pertahanan yang kuat. Berikut adalah Tips Menghindari Scam Malware yang efektif. Pilar 1: Waspada terhadap Serangan Phishing dan Social…

Baca:  Kelola Konflik di Tempat Kerja: Strategi Efektif bagi HR dan Manajer
nusawork
|
03 November, 2025
Stop Kelelahan Mental Sebelum Kerja: Strategi Mengatasi Commuting Stress Demi Kesehatan Mental Pekerja

Blog

Stop Kelelahan Mental Sebelum Kerja: Strategi Mengatasi Commuting Stress Demi Kesehatan Mental Pekerja

Jarak antara rumah dan kantor mungkin terlihat hanya sebagai masalah logistik atau waktu. Namun, bagi jutaan pekerja, perjalanan harian yang panjang dan melelahkan (sering disebut commuting) adalah beban berat yang secara diam-diam menggerogoti kinerja, dan yang lebih penting, kondisi psikologis mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana commute stress memengaruhi kesehatan mental dan menawarkan solusi yang terfokus pada kesejahteraan psikologis…

Baca:  Awal Tahun Buat Target, Akhir Tahun Capai Target, Perlukah Self Reward?
nusawork
|
17 October, 2025
Gaya Hidup Media Sosial: Antara Flexing Culture dan Krisis Kesehatan Mental

Blog

Gaya Hidup Media Sosial: Antara Flexing Culture dan Krisis Kesehatan Mental

Media sosial telah berubah dari sekadar alat komunikasi menjadi sebuah panggung global yang sangat berpengaruh, membentuk cara kita berinteraksi, mengonsumsi, dan bahkan memandang diri sendiri. Gaya Hidup Media Sosial kini identik dengan citra yang terpoles, menciptakan sebuah budaya yang disebut Flexing Culture—pamer kekayaan atau kesuksesan demi validasi. Namun, di balik layar filter dan like, terdapat konsekuensi signifikan yang mengancam Kesehatan…

Baca:  Kebijakan Fleksibilitas Kerja: Menyikapi Era Kerja Hybrid
nusawork
|
14 October, 2025
nusawork

Siap untuk kerja lebih produktif dengan Nusawork?

Optimalkan administrasi HR perusahaan Anda dan tingkatkan produktivitas karyawan dengan sistem HR terintegrasi.